...new season, new hope, and new spirit...

Pemain Bintang Yang Gagal Bersinar di Inter (part 2)





Sergio Conceicao (2001/2003)





Sergio Paulo Marceneiro da Conceiçao atau yang lebih akrab dengan Sergio Conceicao, lahir pada 15 November 1974, dia adalah mantan pesepak bola asal Portugal, sepanjang karirnya Conceicao bermain di sayap kanan.

Sergio Conceicao dikenal karena kecepatan dan kekuatannya, ditambah dengan keterampilan dribbling yang baik serta tendanganya yang  cukup akurat. Selama karir sepak bolanya yang panjang, Conceicao pernah bermain di sepuluh tim yang berbeda, di lima negara. Seperti FC Porto , Parma , Lazio dan Inter Milan.



Pada tahun 2001, Conceiçao bergabung dengan Inter Milan, sebagai bagian transfer Sebastian Frey yang dilepas Inter ke Parma. Selama dua musim di Inter Conceicao tidak menunjukan performa yang baik, dia hanya bermain sebanyak 41 pertandingan dan hanya mencetak 1 goal dalam dua musim. 

Jauh dari harapan jika melihat sepak terjang Sergio Conceicao bersama tim sebelumnya, ketika di FC Porto Conceicao berhasil membawa Porto juara Liga Portugal dan Piala Portugal, di Lazio dia berhasil mempersembahkan Piala Winners, Piala UEFA , Scudetto , dan Piala Italia. Karena performanya yang semakin menurun akhirnya menjelang musim 2003 – 2004 Conceicao dilepas Inter untuk kembali ke klub yang pernah dia bela sebelumnya Lazio.





Sebastien Frey ( 1998/2001)


Sébastien Frey lahir pada 18 Maret 1980 di Thonon-les-Bains, Perancis. Frey lahir di dalam keluarga pesepak bola, bakatnya sebagai penjaga gawang diturunkan dari ayahnya Raymond seorang kiper professional, sedangkan Kakek Frey, yang bernama André adalah mantan pemain sepak bola internasional Prancis. Frey adalah seorang Budha (Soka Gakkai), dan Legenda Italia Roberto Baggio adalah salah satu mentor spiritualnya.



Frey memulai karirnya di klub Perancis AS Cannes pada tahun 1997, saat usianya masih 17 tahun. Setelah menunjukan penampilan yang menjanjikan di Cannes, Frey pindah ke Inter Milan, namun Frey selalu menjadi pelapis penjaga gawang utama Inter, yaitu Pagliuca, harapanpun muncul ketika Pagliuca meninggalkan Inter, namun sayang Frey masih menjadi pilihan kedua di Inter, setelah kalah bersaing oleh Peruzzi, untuk menambah jam terbangnya Inter meminjamkan Frey ke Verona. Sadar akan sulitnya menembus tim utama di Inter, ditambah Inter mendatangkan Francesco Toldo, penjaga gawang yang sedang bersinar saat itu, Frey memtuskan untuk meninggalkan Inter. Pada musim panas 2001, Frey diboyong Parma dengan nilai transfer sebesar 10 miliar lira Italia ditambah dengan Sérgio Conceiçao.




Namun setelah meninggalkam Inter, Kebintanganya mulai terlihat, dengan keberhasilanya membawa Parma meraih Coppa Italia 2001-02, sejak saat itu Frey mulai menjadi penjaa gawang yang diperhitungkan di Italia. Frey sempat bermain lama untuk Fiorentina, sebelum akhirnya pada usianya yang mulai senja pada musim 2011-2012 Frey bergabung dengan Genoa. 

Frey dipanggil timnas Perancis untuk pertama kalinya ketika Perancis melawan Polandia pada November 2004, tetapi dia hanya duduk di bangku cadangan. Frey termasuk skuad Prancis di Euro 2008. Pada tanggal 20 Agustus 2008, setelah terus-menerus diabaikan oleh Raymond Domenech pelatih perancis saat itu, Padahal Frey telah menunjukan performa yang bagus untuk Fiorentina, Frey memutuskan pensiun untuk bermain membela timnas Perancis di kancah sepak bola internasional pada usianyq yang ke 28.


Okan Buruk (2001/2004)


Okan Buruk lahir pada 19 Oktober 1973 dia adalah mantan pesepak bola internasional Turki yang bermain di posisi gelandang. Okan pernah bermain untuk Galatasaray, Inter Milan, Besiktas, dan İstanbul Buyukşehir Belediyespor. Okan mencatatkan 56 caps untuk timnas Turki.

Okan Buruk memulai karirnya di tim raksasa Turki, Galatasaray, selama 10 tahun di Galatasaray (1991-2001) Okan telah meraih banyak gelar bersama Galatasaray, meraih 7 gelar juara Liga Turki, dan 1 gelar piala UEFA. Pada awal karirnya di tahun 1992, Okan Buruk mengalami patah kaki ketika Galatasaray melawan Trabzonspor, dia harus menepi dari lapangan hijau selama setahun. Selama di Galatasaray, Okan dikenal karena memiliki kecepatan yang luar biasa, ditambah memiliki tendangan jarak jauh yang akurat. Dia menjadi salah satu pemain bintang di Turki.



Bakat Okan ini mulai menarik ketertarikan dari beberapa klub besar di eropa, dan pada tahun 2001, dia direkrut oleh tim besar  asal Italia, Inter Milan. Di Inter Okan kesulitan untuk menemukan permainan terbaiknya, Okan sulit beradaptasi dengan gaya permainan di Italia. Karena performanya yang buruk Okan kerap kali hanya menghangatkan bangku cadangan. Selama 3 tahun di Inter Okan hanya bermain sebanyak 25 pertandingan dan mencetak 2 gol, jauh dari gambaran seorang bintang. 


Goalnya ke gawang Roma


Setelah mengalami 3 tahun yang sulit di Italia, Okan memutuskan untuk kembali ke Turki, dia di kontrak  oleh Besiktas. Dan pada awal musim 2006/2007 Okan kembali ke klub lamanya Galatasaray. Walaupun telah kembali ke Liga yang telah membesarkan namanya Okan tetap mengalami kesulitan untuk menemukan permainan terbaiknya. Okan kemudian bergabung dengan Istanbul Buyuksehir Belediyespor di tahun 2008, setelah kontraknya bersama Galatasaray berakhir. Dan pada tahun 2010 Okan memutuskan untuk gantung sepatu.





Giorgos Karagounis  (2003/2005)




Giorgos Karagounis lahir 6 Maret 1977 di Pyrgos, Yunani dia adalah pemain sepak bola Yunani. Dia akan selalu diingat oleh rakyat Yunani karena  mencetak gol pertama pada Piala Eropa 2004 dimana saat itu Yunani mengejutkan dunia dengan meraih Piala Eropa 2004.







Karagounis memulai karir profesionalnya ketika bergabung dengan Panathinaikos pada musim panas 1995, saat usianya baru  18 tahun, namun karena usianya yang masih muda ditambah pengalamanya yang masih minim Karagounis sulit untuk menembus tim utama, untuk menambah pengalamanya, dia dipinjamkan ke Apollon Smyrnis, selama dua musim di Apollon Smyrnis Karagounis menunjukan peforma yang baik dan membuat Panathinaikos menariknya kembali, selama lima tahun di Panathinaikos walaupun tidak berhasil membawa Panathinaikos menjuarai Liga Yunani, Karagounis mampu membawa Panathinaikos menjadi klub Yunani yang diperhitungkan di Liga Champions dan Piala UEFA, Karagounis tampil mengesankan ketika Panarhinaikos melawan Manchester United di Old Trafford, dia berhasil mencetak gol dari tendangan bebas.


Golnya ke gawang MU


Pada musim panas 2003 Karagounis memutuskan untuk pindah ke Inter Milan Karagounis memainkan peran penting untuk Inter selama musim pertamanya di Inter, di mana ia bermain di semua Laga Eropa yang dilakoni oleh Inter, namun musim keduanya bersama Inter tidak berjalan mulus, Karagounis tidak menunjukan performa yang bagus, dia kerap kali hanya duduk di bangku cadangan ditambah seringnya dia mengalami cidera Karagounis hanya sedikit mendapatkan kesempatan bermain. Selama 2 musim di Inter Karagounis hanya tampil sebanyak 21 pertandingan di Liga Italia dengan satu gol. Berbeda jauh dengan prestasinya di timnas Yunani ketika berperan penting membawa Yunani meraih Piala Eropa 2004. Akhirnya pada musim 2004-2005 Karagaounis dilepas ke Benfica.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar